DAILY LIFE TRAVEL

SINGAPORE-MALAYSIA TRIP: PART 1 (SINGAPORE DAN JOHOR BAHRU)

Halo halo, udah lama banget ngga update blog ya. Di tulisan kali ini, saya mau berbagi cerita tentang perjalanan liburan kami ke Singapore dan Malaysia di akhir bulan Juni kemarin. Maunya, sih, kemarin pulang langsung nulis. Ngga taunya kebablasan nunda-nunda sampai mundur hampir sebulan. Baiklah, sebelum makin basi, berikut cerita tentang liburan kami ke Singapore dan Malaysia.

Misi liburan kali ini adalah mengantar Ivy yang pengen banget jalan-jalan ke Singapore dan Malaysia sejak tahun 2020 lalu. Tahun 2020 lalu, kami sebenernya udah mau berangkat tapi pas banget bertepatan dengan masuknya Covid 19 ke Indonesia yakni bulan Maret 2020. Alhasil, keinginan Ivy untuk liburan ke Singapore dan Malaysia harus ditunda dulu sampai tahun ini baru kesampaian.

PS: Tulisan ini akan saya bagi menjadi dua bagian karena bakal panjang banget kalau cuma dijadikan satu postingan.

Baja juga: Singapore-Malaysia Trip: Part 2 (Melaka, Putrajaya, dan Kuala Lumpur)

SINGAPORE

Kami tiba di Changi pukul 07.45 waktu setempat dan disambut dengan hujan deres banget. Padahal, saat akan landing, diinformasikan oleh pilot bahwa cuaca di Singapore sangat cerah kalau menurut prakiraan cuaca. Hahaha.

Dulu terakhir ke Singapore, perasaan cuaca panas terik, jadinya kemarin berangkat udah siap-siap pakai dan bawa baju yang tipis-tipis. Hampir aja ngga bawa jaket karena saya pikir alah palingan juga panas kayak di Surabaya. Ngga taunya karena hujan jadi dingin banget, bahkan di siang bolong masih tetep dingin. Untung aja bawa jaket kan.

Oh iya bagi yang mau ke Singapore, jangan lupa maksimal tiga hari sebelum keberangkatan sudah mengisi ICA SG Arrival Card di aplikasi ICA Singapore atau di website-nya juga bisa. Jadi saat tiba ngga perlu isi data-data lagi, tinggal ke Imigrasi aja untuk pengecekan. Hemat waktu dan tenaga.

Kami turun di terminal 4 dan setelah beres pengecekan imigrasi, ke toilet, dan isi tumbler di tap water, kami langsung jalan kaki ke shuttle bus untuk naik bus ke terminal 1 karena Ivy kepingin mandatory foto di depan Jewel HSBC Rain Vortex a.k.a air terjun di dalam Changi yang fenomenal itu.

Setelah turun di shuttle bus terminal 1, tinggal nyebrang aja, langsung deh sampai di depan Jewel. Kebetulan di sana lagi ada pameran spesial Marvel Avengers jadi ngga cuma anak-anak, orang dewasa pun semakin excited untuk berfoto-foto di sana bersama dengan para patung Avengers.

Puas berfoto-foto, kami istirahat sebentar sambil nungguin Ivy yang kelaperan dan makan bekalnya. Btw, Ivy memang ke mana-mana suka bawa bekal nasi dari rumah. Jadi jangankan ke luar negeri, pergi ke taman dekat rumah aja dia minta bawa bekal.

Beres nungguin Ivy makan dan jalan-jalan di dalam terminal 1 sebentar, kami pindah ke terminal 2 untuk menemui teman kami, Shaiful, yang datang untuk menjemput dan udah nungguin di terminal 2. Setelah bertemu, kami bergegas menuju kota dan akan ke Merlion Park dengan naik MRT. Untuk naik MRT bisa pakai EZ link atau pakai debit BCA yang sudah contactless. Meski bawa EZ link, tapi kami lebih memilih untuk tap pakai kartu debit BCA, lebih praktis daripada harus top up EZ Link terlebih dahulu.

Sesampainya di kompleks  Merlion Park, kami berempat berhenti istirahat makan siang dulu di Subway. Thanks Uncle Shai sudah mentraktir kami makan siang saat itu. Okay, setelah kenyang, kami melanjutkan misi antar Ivy yang mau berfoto bersama patung Merlion dan juga Marina Bay Sands yang kelihatan dari jauh. Puas berfoto dan bikin video di Merlion Park, kami diajak Shaiful ke tempat kerjanya di kawasan Arab Street

Kami berempat naik bus dari kawasan Merlion Park menuju Arab St. Saya juga lupa naik bus apa, tapi di haltenya ada petunjuk kok kalau mau ke mana harus naik bus nomor dan warna apa. Untuk naik bus, bayarnya tinggal tap tap pakai debit BCA lagi.

Oh iya, di Singapore semua cashless. Jadi enak ngga usah tukar uang, mau jajan tinggal pakai QRIS atau tap aja. Kemarin sempet tarik tunai $50 di Changi tapi ternyata mubazir dan sampai sekarang duitnya masih utuh.

Setelah sampai di tempat kerja Shai, CRANE living, kami istirhat sejenak sambil ngopi yang lagi-lagi ditraktir oleh Shaiful. Thanks again. Sembari leyeh-leyeh dan ngobrol=ngobrol, kami juga numpang ke kamar mandi buat bebersih badan dan ganti baju. Cafenya kecil tapi nyaman bangettt, kopinya enak, AC-nya dingin, kamar mandi bersih, orang-orangnya juga ramah. Recommended buat next trip ke Arab St untuk mampir lagi ๐Ÿ˜Š.

Hari sudah semakin sore, kami berpamitan dan bergegas menuju Johor Bahru. Kami memang berencana menginap di Johor karena suami saya agak buru-buru ada perlu di Johor dan di sana juga kami ada teman yang bisa kami singgahi. Jadi yaudah kita langsung ke Johor Bahru di sore harinya. Mungkin next time akan stay beberapa hari di Singapore biar bisa lebih banyak explore keliling Singapore.

Dari Arab St, kami menyebrang ke Queen St untuk naik bus menuju Johor Bahru dan akan turun di terminal Larkin. Cari atau tanya saja di halte, bus mana yang menuju Johor. Karena sore hari dan pas rush hour, jadinya bus langsung penuh. Tiket $5 untuk dewasa dan $3 untuk anak-anak.

Perjalanan ngga ada satu jam sudah sampai di border Singapore-Malaysia. Seperti biasa, semua penumpang turun bus untuk pengecekan imigrasi keluar Singapore. Nah, di imigrasi ini nih yang agak menantang. Rame bangetttttttt orang-orang pulang kerja dan juga antrian sangat panjang. Ivy sampai bingung banget kenapa orang-orang pada cepet-cepet jalannya dan buru-buru? Hahaha! Tapi tenang aja meski rame banget dan antrian panjang, orang-orang gercep sat set no lelet-lelet jadi proses antrian serta pengecekan imigrasi berjalan cepat. Pengecekan paspor pakai gate otomatis ya, jadi tinggal scan aja paspornya. Ngga harus e-paspor, paspor biasa pun juga bisa kok.

Di imigrasi Singapore ini Ivy sempat ketahan sebentar karena wajah dia di paspor berbeda dengan wajah dia yang sekarang. Ya mohon maaf pak ini Ivy wajahnya udah lusuh capek banget jadi agak acak adut. Ditambah foto dia di paspor masih muka balita. Jadi saat scan paspor otomatis dan waktu scan biometril wajah, antara wajah dia yang sekarang dengan wajah di paspor, engga terdeteksi. Haha! Alhasil dia disuruh minggir untuk ganti ke gate manual dan ditahan sendiri untuk diwawancarai ini itu dan untuk berulang kali di-scan biometrik wajah dan sidik jari. Mana wawancaranya pakai bahasa Inggris ya saudara-saudara. Untung dia chill dan bisa jawab karena sebelum-sebelumnya memang udah kami latih misal ada kejadian seperti ini dia harus jawab apa. Meski kami ortunya, kami dilarang mendampingi dan disuruh nunggu aja di dekat pintu keluar. Jadi kami cuma bisa mengawasi dari jauh wkwkwk kasian juga si Ivyyy. Padahal saat di Changi juga ditanya ini itu tapi anak boleh didampingi oleh salah satu ortu. Hadehhh bikin deg-degan aja!

Setelah dari imigrasi, kami naik bus lagi dengan bus yang sama seperti yang kami tadi naikin. Meski ngga sama bisnya ngga apa-apa yang penting nomor bisnya sama. Kita naik pakai karcis yang tadi ya, jadi ngga perlu bayar lagi. Perlu diingat tiap mau naik bis ini selalu antri panjang mengular. Jangan sampai salah jalur bis dan salah antri, biar antrian panjangnya ngga sia-sia dan harus ulang antri lagi.

Setelah antrian panjang mengular yang makan waktu sekitar 5 menit, kami naik bus lagi sebentar, kemudian turun lagi untuk masuk ke imigrasi Malaysia. Hadehhh masih sama perjuangannya sama seperti saat keluar imigrasi Singapore tadi. Jalan cepat naik turun tangga,  tapi lumayan lebih cepat karena pemegang paspor Malaysia dan asing antriannya dibedakan. Jadi antrian kami, pemegang paspor asing, lebih sepi.

Untuk pemeriksaan imigrasi masuk Malaysia, Ivy boleh didampingi oleh salah satu ortu. Kebetulan dia sama saya, sedangkan suami saya ada di antrian sebelah. Di sini saya ditanyai ini itu, mau ngapain ke Malaysia? Di Indonesia lagi musim libur sekolah ya? Mau berapa lama stay di Malaysia? Stay di mana? Pulang tanggal berapa? Mana tiket pulangnya?. Suami saya juga ditanya hal yang sama, berhubung kami sebelahan dan tahu kalau satu keluarga, jadi suami saya ngga perlu nunjukin tiket pulang.

Mungkin pengalaman saya saat di border Singapore Malaysia ini terdengar klise ya, alah gitu doang diceritain, tapiiii saya juga termasuk salah satu orang yang baca-baca dulu tentang imigrasi di border Singapore Malaysia kemarin sebelum berangkat. Meski udah pernah juga lewat situ, tapi kan peraturan bisa berubah setiap saat dan bisa jadi pengalaman tiap orang berbeda-beda. Apalagi untuk yang bawa anak kecil. Just in case you need it, right?

JOHOR BAHRU DAY 1

Setelah selesai pemeriksaan imigrasi, harusnya kami naik bus yang sama seperti sebelumnya, tapi sepertinya kami ketinggalan bus. Udah nungguin sekitar 15 menit tapi ngga dateng-dateng akhirnya naik bus lain yang menuju terminal Larkin. Bayar murah aja untuk dewasa 2RM sedangkan untuk Ivy gratis. Bisnya nyaman, AC kenceng sampai kedinginan. Dari imigrasi ke terminal Larkin butuh waktu sekitar 30 menit. Naik bis ini bayarnya pakai uang cash, ngga bisa pakai tap tap. Jadi sediakan uang receh Ringgit ya. Oh iya, untuk uang cash Ringgit, kami ngga tukar uang, tapi pakai uang sisa liburan ke Malaysia sebelumnya beberapa waktu lalu. Lumayan, kan? ๐Ÿ˜€

Sesampai di Larkin, kami istirahat sebentar di kedai untuk beli minum Milo ais sambil nunggu dijemput oleh Mas Gop. Mas Gop ini merupakan “anak skena Hardcore Punk Johor Bahru” dan selalu jemput kami “anak-anak skena Hardcore Punk Indonesia” tiap kali kami datang ke JB wkwk. Setelah kami bertemu Mas Gop, kami beli tiket bus untuk ke Melaka terlebih dahulu, biar sekalian. Kami rencana akan ke Melaka dua hari kemudian. Setelah beres beli tiket di outlet yang ternyata cara belinya ribet, kami otw ke rumah Mas Gop di daerah Bandar Baru Uda dan kami akan stay di rumahnya selama dua hari. Yay! Terima kasih banyak, Mas Gop!

Sesampai di rumah Mas Gop, kami segera mandi dan istirahat. Akhirnya bisa rebahan setelah seharian melanglang buana ke sana ke mari ngga ada rebahannya. Setelah mandi dan solat, kami jalan kaki untuk pergi cari makan. Di dekat kompleks rumah Mas Gop, ada pujasera warung mamak, kedai makanan India, toko-toko kelontong, laundry ,Sevel, Family Mart, Circle K, masjid, pom bensin, pokoknya komplit banget. Jadi kalau mau cari apa-apa gampang aja tinggal ngesot juga sampai.

Saya dan suami makan nasi lemak yang enak banget dan murah. Udah lama banget ngga makan nasi lemak yang asli warung mamak. Ini antara emang enak atau kami aja yang kelaperan beda tipis :D. Ivy pesan nasi ayam goreng tapi ternyata ayamnya pedas. Huhuu. Alhasil dia ke Sevel dan beli mie cup wkwkwk. Tentu saja selain mie cup dia juga beli jajanan banyak banget yang katanya ngga ada di Indonesia. Padahal tadi pas di Arab St juga udah borong snack dan belum habis juga โ˜น

Kenyang makan kami balik ke rumah, saya dan Ivy milih untuk tidur. Sedangkan suami saya engga tau dia ngapain aja sama temen-temen Johor Bahru karena saya udah tepar banget jadi tidur nyenyak sampai pagi.

JOHOR BAHRU DAY 2

Bangun tidur kami sarapan, mandi, dan bergegas untuk jalan-jalan lagi. Hari ke dua kami ke Lego Land. Ivy kepengen banget ke Lego Land udah dari dia umur 5 tahun. Dulu saat dia ultah ke-5, kami menjanjikannya akan mengajaknya ke Lego Land, ngga taunya waktu dia umur 5 tahun, kita ngga bisa ke mana-mana karena ada lockdown. Haha!

Dari rumah Mas Gop ke Lego Land butuh waktu sekitar 30 menit menggunakan mobil. Sesampai di Lego Land, kami cuma main di luar dan foto-foto di luar aja karena Ivy berubah pikiran jadi ngga pengen lagi masuk ke dalam. Saya dalam hati berucap alhamdulillah karena tiket masuknya juga ga murah. Lumayan hemat 2.5juta rupiah wkwkwkwk.

Tapi bener juga menurut saya kalau anak jadi ngga minat masuk karena waktu itu sepiii banget jadi terkesan ngga menarik. Ngga cuma Ivy, banyak anak-anak lain yang jadinya ngga mau masuk ke dalam wahana Lego Land yang berbayar. Jadi di area Lego Land, di bagian depannya ada seperti mall semi terbuka. Nah, di situ ada banyak sekali playground macem-macem bentuknya dan gratis pula. Di samping itu, di sekelilingnya banyak toko-toko dan juga outlet makanan. Ngga heran anak-anak milih main aja di luar karena di luar juga udah menyenangkan dan banyak disediakan playground.

Saran saya bisa nonton YouTube review Lego Land Malaysia dulu sebelum pergi. Gara-gara nontonin review juga jadinya Ivy milih untuk main di luar aja karena di dalam yaa gitu-gitu aja sih. Mungkin beda cerita misalnya kami berangkat rombongan bersama anak-anak seumuran Ivy, jadi lebih menyenangkan karena bisa main bareng. Kata Ivy, takutnya nanti telanjur masuk di dalam bakal garing karena main cuma sama bapak ibuknya ๐Ÿ˜€

Puas main di area Lego Land, kami bergegas untuk pergi. Saat itu tiba-tiba hujan pula, jadi kami memilih untuk udahan aja. Dari Lego Land kami pindah ke Cafe milik teman kami, Jimbo dan istri. Di cafenya kami dijamu untuk makan siang. Thanks for the delicious foods, Abang Jimbo dan istri. Setelah kenyang makan siang dan juga ngobrol perskenaan DIY Hardcore Punk Malaysia dan Indonesia, kami pulang dan lanjut untuk belanja-belanja di satu mall untuk beli baju thrift yang di Malaysia menyebutnya dengan bundle. Ngga di mana juga suami saya selalu nyari tempat-tempat thrift. Barang bagus-bagus sih, tapi agak mahal.

Berhubung hari itu adalah H-1 Iduladha, jadinya jalanan macettt karena banyak yang mudik dan banyak kedai mamak yang tutup. Ivy sempat ketiduran di mobil karena kemacetan yang lumayan panjang dan lama. Mau cari makan juga susah karena banyak kedai yang tutup.

Malam hari setelah selesai makan malam, kami beristirahat dan cuci-cuci baju karena pakaian kami yang bersih sudah mulai habis. Kami sengaja bawa pakaian sedikit dan light packing karena malas kalau terlalu banyak bawa barang bawaan. Namun ternyata suami saya beli banyak banget pakaian waktu di toko thrift, alhasil yang tadinya Cuma bawa dua ransel, sekarang kami butuh satu koper tambahan -__-.

JOHOR BAHRU DAY 3: Iduladha

Pagi Iduladha kami solat Ied di masjid dekat rumah Mas Gop. Merasa agak aneh dan sedikit mengalami gegar budaya karena solat Ied di sana dilaksanakan sekitar pukul 10.00 waktu setempat. Biasanya di sini, seumur hidup saya selalu prepare untuk solat Ied sejak selesai solat Subuh. Tepatnya selalu dipaksa ibu saya untuk segera siap-siap solat Ied padahal juga masih subuh, dan melaksanakan solat Ied sekitar pukul 06.30 WIB.

Selesai solat Ied, Ivy dapat uang raya dari beberapa makcik di masjid. Kaget juga karena di Indonesia saat Iduladha ngga ada yang bagi-bagi angpau. Ini pengalaman kami pertama kali merayakan lebaran di luar Kediri. Sebenernya ngga disengaja, lebih tepatnya waktu booking tiket kami ngga tau dan ngga cek kalender. Cuma tahu kalau tanggal merah, ngga tau kalau tanggal merahnya karena Iduladha :D.

Pulang dari masjid kami lanjut sarapan dengan makanan yang dimasak oleh Mas Gop. Habis sarapan kami beberes sebentar, kemudian diantar oleh Mas Gop ke terminal Larkin untu naik bus menuju Melaka. Sebenernya kami mau langsung ke KL, tapi mengingat jarak dari JB ke KL yang lumayan jauh dan butuh waktu sekitar 5-6 jam, akhirnya kami memutuskan untuk mampir ke Melaka.

Thanks to Mas Gop yang udah โ€œmanampungโ€ kami selama di Johor. Kami tunggu kedatangannya lagi di Kediri ya!

Hits: 0

Leave a Reply