DAILY LIFE TRAVEL

SINGAPORE-MALAYSIA TRIP:PART 2 (MELAKA, PUTRAJAYA, DAN KUALA LUMPUR)

Halo, postingan ini adalah lanjutan dari tulisan SINGAPORE-MALAYSIA TRIP: PART 1 (SINGAPORE DAN JOHOR BAHRU) kemarin.

MELAKA

Lanjut, ya. Hari Kamis, 29 Juni 2023, pukul 10.30 kami diantar Mas Gop ke terminal Larkin untuk pergi ke Melaka menggunakan bis. Kami naik bis KKKL Express pukul 11.00 dengan biaya RM21 untuk dewasa dan RM13 untuk Ivy. Kami pilih tempat di barisan paling depan jadi tempat kaki lebih luas dan nyaman. Bus bersih dan nyaman. Ivy beberapa saat kemudian langsung tidur dan bangun-bangun sudah sampai di Melaka. Dari JB ke Melaka butuh waktu selama tiga jam. Bisnya on time jadi bener-bener sampai dalam waktu pas tiga jam.

Turun di Melaka Sentral, kami naik Grab menuju hotel. Dari Melaka Sentral ke hotel hanya butuh waktu sekitar 10 menit aja. Kami menginap di hotel HONG. Hotel HONG ini merupakan hotel budget yang terletak di Kawasan Jonker Street. Waktu itu kami dapat harga Rp 290.000.00 per malam. Kamar agak kecil untuk kami bertiga yang memilih menggunakan kamar double bed. Meski kecil tapi ya lumayan lah ya. Kamar bersih, kamar mandi bersih dilengkapi dengan air panas, amenities, handuk, AC dingin, ceiling fan, dan juga disediakan dispenser air di luar kamar yang bisa kita gunakan kapan saja. Oh iya, untuk kopi, teh, gula, dan krim sudah disediakan juga, tapi saya memilih untuk bawa sendiri. Minusnya hotel ini adalah internetnya lelet dan lebih banyak matinya. Huhuuu.

Dari hotel ke pusat Jonker Street kami jalan kaki. Karena lokasinya sangat dekat, jadi ngga ada lima menit sudah langsung sampai ke pusat Jonker Street. Pertama kali datang saya kira kok sepi banget ya? Ngga seperti review orang-orang yang katanya ramai sekali. Ngga taunya memang di deretan hotel HONG aja yang sepi, di Jonker, sih, rame bangettttt. Apalagi saat itu hari libur, jadi makin padat pengunjungnya seperti Malioboro di akhir pekan.

Singkat cerita kami berjalan-jalan di Jonker Street untuk cari jajanan dan makan. Banyak kedai kopitiam dan Chinese food. Mau nyobain makan di Jonker88 dan udah telanjur antre ternyata sold out. Ivy melipir beli es krim di sebelahnya selagi saya cari-cari review makanan apa yang enak di daerah Jonker. Karena kata review makanan di sana enak-enak, jadinya yaudah kami random aja nyobain makan nasi ayam dan menemukan MY Chicken Rice Restaurant, Kami pesan dua porsi nasi ayam hainan yang tertera di menu dengan harga seporsi RM7, kopi, dan juga es teh. Pas disajikan, wow menarik sekali, kelihatan enak, dan porsinya besar banget, tapi kok ayamnya dipisah? Ngga ditaruh di atas nasi seperti di foto menu? Udah mulai curiga tapi yaudah mungkin aja dua ayam dipisah dan dijadiin satu di piring lain. Memang betul rasanya enak, ayam bagian dalam empuk juicy, luar krispi caramelized. Ivy aja sampai doyan banget dan habis. Namun ternyata waktu bayar, loh kok beda harganya? Ngga Taunya kami dikasih ayam setengah ekor. Hahaha! Dan jadinya total tagihannya 53RM. wkwkwk

Yaudah, sih, untung aja rasanya beneran enak ya. Coba kalau ngga enak udah ngga Ikhlas banget makannya :D. My Chicken Rice Restonya kecil dan kalau kata review di Google, pelayannya pada kurang sopan. Kami, sih, ngga mengalami yang pelayan kurang sopan, cuma agak kesel aja waktu ditipu pesanan kami tidak sesuai dengan apa yang kami pesan.

Setelah selesai makan, kami melanjutkan berjalan-jalan di sekitar Jonker Street. Muter aja ternyata ujungnya kembali ke jalan sekitar hotel kami. Dan melalui dua masjid tua yang bergaya nusantara ,masjid Kampung Kling, dan masjid Kampung Hulu (yang ternyata masjid tertua di Melaka). Kami Kembali ke hotel untuk break istirahat Magrib. Sehabis Magrib, kami jalan lagi ke Kawasan lain. Pengennya jalan kaki, tapi ternyata jauh, jadinya di tengah-tengah jalan kami pesan Grab.

Sesampai di tengah-tengah keramaian kawasan sungai Melaka, kami turun dan berjalan-jalan menyusuri sungai Melaka. Pengennya mau naik river cruise, tapi ternyata antriannya super panjang dan ngga memungkinkan. Jadi yaudah lah ya, mungkin next time ke sana kami berangkat lebih sore aja untuk beli tiketnya terlebih dahulu, agar malamnya tinggal antri untuk naik river cruise.

Puas berfoto-foto dan menyusuri sungai Melaka dan bangunan heritage (gereja,benteng), kami kembali ke hotel dengan berjalan kaki. Ivy minta mampi ke Sevel untuk beli mie cup dan snack ini itu. Ternyata dari Kawasan sungai Melaka ke hotel, cukup dekat berjalan kaki melewati jalan short cut. Tau gitu dari tadi aja kan, jadi ngga perlu naik Grab segala. Sebenernya udah dikasih tau, sih, sama cici resepsionis hotel kalau bisa jalan kaki, cuma dia ngomongnya cepet banget jadinya saya ngga begitu paham sama penjelasannya ☹

Keesokan paginya kami Kembali berjalan-jalan ke Jonker Steet tapi di kawasan lain sekalian mau cari sarapan. Dari Subuh hujan jadinya pagi mendung dan dingin banget. Kami sarapan ke kedai random aja, ngga baca review dulu karena ternyata pagi hari banyak kedai makan yang belum buka di Kawasan Jonker. Jadinya kita ke kedai seadanya.

Kami ke kedai HENG HUAT COFFEE SHOP. Kopinya enak sih, cuma makanannya ngga begitu cocok di lidah saya. Menu-menu ditulis dalam bahasa Mandarin, hanya beberapa menu yang menurut mereka recommended aja yang dipajang di depan kedai. Udah gitu pelayannya kurang membantu menjelaskan itu makanan apa? Jadinya kami random aja pilih dan pesan nasi ayam saus manis dan mie. Aduh lupa lagi nama mienya apa, yang jelas rasanya dominan kecap dan teksturnya keras ☹. Belum selesai makan, kami udah ditagih-tagih suruh bayar bill. Menurut saya ini ganggu banget. Kenapa ngga bayar di muka saat pesan atau kalau ngga, bayarnya nanti aja pas udah selesai makan?

Dengan rasa kecewa kami balik ke hotel untuk mandi dan bersiap-siap check out hotel dan ke Melaka Sentral untuk naik bus menuju TBS Kuala Lumpur dan lanjut ke Putrajaya. Kami naik bus Melor Interline yang tiketnya sehari sebelumnya sudah saya pesan melalui aplikasi Easybook. Nah, untuk pesan tiket bus lebih mudah menggunakan aplikasi dibandingkan pesan di outletnya di terminal. Jadi nanti sampai di terminal tingga cetak tiket aja di outlet. Pilihan bus dan juga waktu keberangkatan sangat banyak. Tinggal disesuaikan aja dengan jadwal kalian. Perlu diingat bahwa bus-bus di Malaysia ini tepat waktu, jadi kalau kamu datang telat lima menit pun udah ngga ada busnya dan kamu harus beli tiket lagi di jam keberangkatan berikutnya.

Dari Melaka ke TBS (Terminal Bersepadu Selatan) butuh waktu selama dua jam. Kami tiba di TBS pukul 01.30. Setelah istirahat sebentar di salah satu kopitiam untuk ngopi, kami lanjut jalan kaki untuk naik MRT menuju Putrajaya. Beli tiket MRT untuk dewasa RM20 dan untuk anak RM8. Agak mahal tapi yaudah lah yaa itu udah murah jika dibandingkan naik Grab.

PUTRAJAYA DAN KUALA LUMPUR

Dari TBS ke Putrajaya ngga lama, sih, mungkin sekitar 15-20 menit. sesampai di stasiun Putrajaya, kami menunggu sejenak untuk dijemput oleh teman kami CiChaan. Karena suami terakhir ketemu dengan Cichaan pada tahun 2012, hampir sempat salah masuk mobil, karena ada driver mobil wajahnya mirip yang mau jemput juga disana :D. Setelah dijemput oleh CiChaan, kita mampir minimart di pom bensin beli kopi dan snack dan ngobrol sebentar, Cichaan ini bisa bahasa jawa, karena di kampungnya Batu Pahat banyak diaspora orang Jawa, bahkan kalau lewat chat whatsapp lumayan lancar, tapi kalau ngobrol langsung agak susah katanya. Lalu kami ikut ke kantornya sebentar karena dia masih harus beresin beberapa kerjaan. Setelah selesai, kami diajak ke apartemennya untuk menginap di sana. Yay, thank you so much!

Ini pertama kalinya kami ke Putrajaya. Putrajaya merupakan planned city semacam Washington DC kota yang dipersiapkan dan dibangun untuk pusat pemerintahan ,Sempet kaget kok bersih banget dan juga gedung-gedung parlemen dan pemerintahannya bagus-bagus bangetttt. Banyak taman, danau, jalan-jalan lebar, masjid-masjid bagus. Kalau untuk tempat tinggal saya rasa nyaman sekali karena jauh dari keramaian. Cuma kalau lama-lama kayanya bosen juga karena terlalu sepi :D.

Btw, sesampai di apartemen, kami mandi dan leyeh-leyeh terlebih dahulu sebelum malamnya kami ke Kuala Lumpur untuk beli makan. Agak jauh juga ya cari makan sampai KL, soalnya di kawasan Putrajaya pada tutup karena libur lebaran haji. Sekitar jam 7an kami jalan ke KL, mampir dulu ke Putra Mosque (masjid pink Putrajaya) yang ternyata kalau malam warnanya jadi cokelat karena gelap. Hahaha! Ivy turun sebentar untuk mandatory foto sama papanya, sedangkan saya, CiChaan dan kak Azura, nungguin aja di mobil :D.

Perjalanan ke KL kurang lebih 30-45 menit dan sesampai di KL pun banyak tempat makan yang tutup. Ada pun yang buka tapai rame bangetttt. Jadi kami muter-muter KL sambil cari kedai makan yang buka dan tidak begitu ramai di Kawasan Kampung Baru sangat ramai,dan akhirnya kami makan di Pak Punjab Restaurant. Makanan Pakistan yang semuanya serba pedas merica. Ivy ngga bisa makan karena ngga doyan pedas. Ditawarin makan fastfood juga ngga mau, jadinya dia makan mie cup aja :D.

Di tempat makan, kami bertemu dengan abang Talib yang udah lama banget ngga ketemu juga. Terakhir ketemu dia tahun 2014 kalau ngga salah. Beres makan dan ngobrolin perskenaan, dan di parkiran masih ketemu sama teman lagi Pdoih dan setelah ngobrol dan trade stuff, kami balik pulang, Di jalan kami mampir menepi untuk beli rokok di Kedai Aceh, dan berhenti sebentar di depan Petronas Twin Towers karena Ivy mau mandatory foto lagi di Twin Towers. Ngga bisa parkir karena terlalu ramai jadinya yaudah berhenti aja di pinggir jalan, foto jepret jepret, masuk mobil lagi dan balik ke Putrajaya :D. Thanks for the food dan jalan-jalannya, kak Azura!

Keesokan harinya setelah bangun tidur dan mandi, kami diajak Cichaan untuk sarapan nasi lemak. Setelah sarapan, kami mampir ke taman dan juga ke Astaka Morocco (Moroccan Pavilion Putrajaya). Tamannya super bersih sampai daun jatuh pun engga ada. Tempatnya asri karena banyak pepohonan dan juga di tepi danau. Setelah ke Astaka Morocco, kami lanjut ke Flamingo Pond untuk melihat flamingo.

Beres ajakin Ivy jalan-jalan ke taman, kami Kembali ke apartemen untuk menjemput kak Azura. Sebenernya kami akan ke Batu Caves, tapi karena kami butuh koper tambahan untuk baju-baju hasil belanja di JB kemarin, jadinya kami keliling cari koper yang murah hingga ke Shah Alam. Sebenernya ya banyak sih toko koper, tapi kami maunya cari yang bekas aja di toko bundle, ngga taunya harga sama mahalnya dan juga pilihan jelek-jelek. Setelah ke Jalan-jalan Jepang, saya dan kak Azura mampir ke swalayan untuk beli snacks dan oleh-oleh.

Jalan-jalan Japan

Karena koper tak kunjung kami dapatkan, kami mampir untuk makan dulu di resto Che Meeng untuk beli nasi ayam haina. Lagi-lagi kami ditraktir oleh kak Azura. Thanks for the food again, kak Azura!! Nasi ayamnya enak, baso ikannya juga enak, semuanya enak. Che Meeng ini ada juga di Bukit Bintang, kapan hari Aldi Taher makan di sana juga, lho :D.

Setelah makan, kami disusul oleh Talib lagi. Sebenernya dia udah standby mau ikut ke Batu Caves, perkara cari koper ini jadinya kami batal ke Batu Caves. Alhasil Talib naik motor dari KL ke Shah Alam demi mau bertemu dengan kami. Thanks for the effort! 😀

Karena kami belum dapat koper, kami lanjut perburuan koper. Sempet ke toko bundle lain ternyata sisa yang jumbo-jumbo aja. Pilihan terakhir kami pergi ke toko Decathlon sejenis ACE Hardware untuk beli koper kabin seadanya. Beruntung kami dapat harga miring dan kualitas bagus. Jadi hari itu kami habiskan untuk berburu koper -__-. Harusnya beli di KL juga bisa, sih, ya, tapi kami baru kepikiran sekarang. Hahaha!

Karena jam udah mepet, kami balik ke Putrajaya. Sesampai di apartemen kami mandi dan bersiap-siap untuk ke airport dan flight pukul 18.30. terima kasih abang CiChaan dan kak Azura for the foods, hospitality, dan tempat tinggalnya yang sangat nyaman. Ivy betah sekali dan next time ngajakin untuk berkunjung ke Putrajaya lagi :D. Sampai jumpa lagi, ya!

Sesampai di KLIA, kami langsung masuk untuk cek imigrasi dan cek barang-barang. KLIA seperti biasa sangat padat pengunjung. Namun beruntung kami ngga mengantre saat pengecekan di imigrasi dan pengecekan barang. Sempet ketar-ketir kalau harus antre lama karena saya baca-baca di group Backpacker Indonesia, banyak yang harus antre bahkan sampai satu jam.

Menunggu boarding sekitar satu jam, kemudian kami ke gate yang jalan cukup jauh sampai ngos-ngosan. Di gate ternyata sudah penuh orang-orang dan pesawatnya delay hingga setengah jam. Penumpang pesawat mayoritas orang Indonesia jadi ngga heran kalau hobi banget yaa pada nyerobot antrean ☹. Long story short, kami naik pesawat, dan tiba di Juanda tiga jam kemudian. Sempet nungguin lama untuk landing karena saat itu musim liburan jadi yang landing di Juanda pada antre.

Sekian dulu cerita perjalanannya. Sampai jumpa di cerita jalan-jalan berikutnya, ya!

PS: Special thanks to Shaiful, Mas Gop, Abang Jimbo and istri, Zack, Talib, CiChaan and kak Azura, to make our trip easier and pleasant. Kami tunggu kedatangan kalian ke Kediri, ya! 😊

Hits: 0

Leave a Reply